Wednesday, 29 November 2006

Bulan Sinarkanlah

dipekat malam ini aku sendirian menatap alam
tiada kerlipan bintang, tiada nyanyian unggas malam
hanya deruan ombak menghempas ke pantai
hanya desiran bayu yang membisikan irama laut ke telinga

aku melihat kepada bulan
bulan sabit yang muncul digigi air
bulan sabit yang bercahaya terang
melimpahkan cahaya melebari lautan hingga kepantai
umpama anak tangga ke kayangan
sebuah penitian penuh keasyikan

aku melihat rembulan
dia umpama perindu sepi yang tiada kenal erti kepenatan
melimpahkan cahayanya kasih sayangnya kepada alam
tanpa meminta sebarang balasan
namun cahayanya terang, mengatasi pekat malam
lembut dan mengasyikan, damai mempersonakan

cahayanya seolah membelai
“Tidurlah alam, aku akan sentiasa menemanimu”
“biar engkau dilindungi awan, biar engkau ditimpa hujan”
“akan aku terus menemanimu”

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...